- Prefektur Fukushima, Akhir Bulan April 2014 -
Kurang lebih 4 tahun yang lalu, impian itu akhirnya terwujud. Mimpi semenjak duduk di sekolah dasar untuk melihat dunia luar akhirnya terkabulkan. Terlebih spesial lagi, Jepang adalah tempat dari semua cerita itu dimulai. Negeri Sakura, yang termasyhur akan kecanggihan teknologi dan kearifan budayanya, adalah negeri asing pertama yang saya lihat. Perjalanan itu, bisa saya bilang adalah turning point atau titik balik dalam hidup saya Bepergian keluar negeri mungkin bagi saya adalah sesuatu yang besar. Bagaimana tidak, bepergian keluar tentunya memerlukan banyak persiapan, seperti misalnya paspor, visa dan akomodasi yang tentunya memakan biaya yang tidak sedikit. Saya yang dulunya hanya anak kampung, merasa bahwa keluar negeri adalah sesuatu yang hampir mustahil, tetapi saya tetap bertekad mencari jalan untuk mewujudkannya. Akhirnya suatu hari ketika libur semester semasa kuliah, saya secara random memutuskan untuk membuat paspor. Saya tidak tahu mau kemana dan untuk apa saya gunakan paspor tersebut, namun pada saat itu, saya berpikir bahwa paspor ini adalah kunci, sekaligus doa untuk mewujudkan mimpi-mimpi besar tersebut Bermodalkan paspor, saya mencoba mendaftar beasiswa pertukaran mahasiswa keluar negeri. Dengan pengalaman kuliah yang belum banyak saat itu, saya memberanikan diri mendaftar dan mengirimkan berkas-berkas untuk program pertukaran tersebut. Sembari menunggu, tak lupa selalu berdoa dan memohon restu orang tua supaya apa yang kita inginkan bisa terwujud. Dan tak lama berselang, terhitung sekitar dua bulan setelah saya memiliki paspor, saya mendapat pengumuman bahwa saya diterima pada program Jenesys 2.0, sebuah program pertukaran ke Jepang. Detik itu, seketika saya terbengong, seakan tidak percaya bahwa mimpi saya akan segera terwujud. Saya percaya bahwa apabila kita mempunyai suatu keinginan, kemudian dibantu dengan usaha keras dan doa untuk menggapainya, semesta seakan berkonspirasi untuk mewujudkan mimpi kita
Dan akhirnya, bersama 95 orang pemuda hebat delegasi dari Indonesia lainnya, kami terbang ke Negeri Matahari Terbit. Perjalanan itu, dan terutama Jepang, terasa begitu spesial karena; Jepang adalah tempat paspor saya dicap pertama kali; tempat pertama kali bepergian sejauh lebih dari 5000 km; kali pertama merasakan suhu dibawah 10 derajat celcius; tempat dimana saya melihat salju pertama kali; pertama kali mencicipi kereta bawah tanah dan kereta peluru, dan tentunya melihat cantiknya bunga sakura bermekaran pada waktu puncaknya Semuanya terasa begitu menyenangkan Semua terasa begitu menakjubkan Kunjungan itu memberi ilham bahwa banyak hal hebat diluar sana Dan kau perlu melihatnya sendiri Terimakasih Jepang dan Jenesys untuk awal dari semua perjalanan yang menakjubkan. Berawal dari mimpi dan paspor, akhirnya keinginan itu terwujud. There’s always a first time for everything. Selalu ada awalan untuk segala hal besar, dan Jepang membuat semuanya terasa begitu spesial. Jangan takut bermimpi, karena segala hal besar diawali dari mimpi dan imajinasi
Commentaires